Tiket Pesawat Hali ini dikarenakan Garuda Indonesia tidak memiliki pintu embarkasi (gate) sendiri di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Arab Saudi. Akibatnya, Garuda harus antre di 13 pintu embarkasi yang melayani semua penerbangan secara bersama-sama. Keberangkatan pemulangan angkutan haji Indonesia (fase II) dibayang-bayangi permasalahan keterlambatan (delay), khususnya pemulangan dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah maupun Bandara Ahmad bin Muhammad bin Abdul Aziz Madinah pada musim haji 2010/1431 Hijriah. Hingga saat ini, Garuda Indonesia (Garuda) tidak mempunyai pintu embarkasi (gate) sendiri seperti yang diusulkan. Pihak otoritas penerbangan sipil Arab Saudi sebelumnya membahas masalah ini dengan Pemerintah Indonesia, namun sudah hampir lima tahun belakangan ini belum pernah direalisasikan. Akibatnya, Garuda harus antre di 13 pintu embarkasi yang melayani semua penerbangan secara bersama-sama. Direktur Operasional Garuda Arie Sapari mengatakan, dengan jumlah pintu yang sama seperti tahun lalu, maka kendala yang akan dihadapi juga tidak jauh berbeda. "Masalah keterlambatan ini memang masalah kami, tapi kami juga tidak bisa berbuat apa-apa karena pengaturan sepenuhnya berada di otoritas penerbangan sipil Arab Saudi," katanya usai menyaksikan penandatanganan kontrak angkutan penerbangan haji antara Kementerian Agama dan Garuda, Selasa (24/8), di Jakarta. Dalam kondisi bergabung dengan penerbangan lain dari berbagai negara di bandara di Arab Saudi, maka sulit bagi Garuda untuk bisa terbang sesuai jadwal. "Maskapai lain juga menginginkan hal sama. Makanya jadi rebutan. Kita cepat-cepat masuk, karena kalau telat bisa sulit," tuturnya. Sementara itu, Direktur Utama Garuda Emirsyah Sattar mengatakan, untuk mengantisipasi keterlambatan yang terlalu lama, Garuda berusaha mengatur operasional pesawat secara tepat. Dengan ini, diharapkan pesawat Garuda tidak terlalu lama parkir di Bandara King Abdul Aziz. Pengaturan secara tepat tersebut juga dilakukan terhadap akivitas penanganan penumpang dan barang di bandara. Terkait hal ini, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto menambahkan, tahun lalu, keberangkatan Garuda sebagian besar bisa sesuai dengan jadwal. Sayangnya, untuk pemulangan tidak bisa direalisasikan dan terlalu banyak kasus keterlambatan. "Ketepatan waktu penerbangan tidak bisa dikendalikan. Bila bandara mengalami kongesti (penuh), kami juga tidak bisa berbuat banyak. Karena pada musim haji, semua pesawat dari berbagai negara bermuara di sana (Jeddah)," ujarnya.
7 tahun yang lalu